Friday, February 6, 2015

Silence is Golden

Saat ini, sudah tahun kesekian aku menjalankan perusahaan yang aku dirikan bersama orang yang aku percaya. Orang yang sudah aku anggap sebagai keluargaku disini, di Jakarta. Hari, bulan dan bahkan tahun-tahun sudah kita lewati bersama, kesulitan kita hadapi bersama, susah dan senang kita hadapi bersama. Tetapi, aku memang seorang manusia yang penuh dengan kelemahan, dan juga emosi. Aku bukan orang yang sempurna yang bisa mengerti orang lain, dan dia juga bukan orang yang sempurna. 

Berbagai gesekan dan masalah sudah terjadi di antara kita, sering aku menangis sendiri. Sering aku merasa tidak kuat menghadapi dia. Dalam perdebatan, sering aku tidak bisa menjawab lagi, satu kata yang aku ucapkan dibalas dengan sepuluh kata yang menyakitkan, dan tanpa perasaan bersalah. Bahkan saat sudah terlihat bahwa dia salah, kata maaf pun tidak ada. 

Sering aku menangis, sendirian, kenapa ? karena kalau dia melihat aku menangis, dia akan semakin kejam dan aku akan semakin hancur. Pernah suatu kali, aku berusaha melawan, sampai akhirnya aku kalah dan selama beberapa waktu itu terbawa dalam mimpi. Sakit sekali. Seolah-olah dia menikmati kalau aku tidak bisa menjawab dan kalah. Tanpa ada rasa kasihan sedikitpun (mengingat aku perempuan) 

Memang, pertengkaran besar bisa dihitung, dan terusterang aku bukan orang yang mudah untuk lupa. Sikapnya aku rasakan seperti seorang selebriti kepada fansnya, dimana sah-sah saja bersikap arogan seolah-olah derajatku lebih rendah, dan dia lebih keren. Aku merasa bahwa sikap arogannya itu berbanding lurus dengan sikap Ge-eR nya. 

Setelah aku renungkan, melawan orang yang seperti itu hanya akan menyakiti diriku saja, maka aku putuskan saat aku tidak setuju atau tidak suka dengan sikapnya, aku lebih baik diam, diam untuk menghindari sakit hati yang lebih lagi. Memang, dengan diam dan bicara, akan sama-sama sakit hati, tetapi lebih baik diam dan menunggu akan karma. Berharap karma akan datang, berharap dia bisa berubah, mungkin berubah karena karma. 

Aku harus bertekad, menahan diri, tidak perlu menambah api apabila ada pertengkaran, karena akan menghasilkan api yang lebih besar lagi, dan itu akan membakar aku sendiri. Tahan diri, tahan dari sikapku yang biasa langsung bicara apabila tidak suka atau tidak setuju akan sesuatu. 

Aku cuma berharap, memperoleh hikmat dari semua ini, aku berharap aku bisa berubah, aku bisa lebih kuat menghadapi dia. Aku memang tidak bisa merubah dia, tapi aku harus berubah menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi. I'm imperfect person, but My Jesus will help/


Friday, January 21, 2011

Stay Strong


Sudah lama aku nggak sharring di blog ini, blog ini merupakan kisah Journey of my Faith yang memang harus diakui kadang naik dan kadang turun, kadang diatas dan kadang sedih dan putus asa.
Di awal tahun 2010, aku bekerja di sebuah Lembaga Pendidikan. Lembaga pendidikan tersebut (yang nggak perlu aku sebut namanya) dimiliki oleh sekelompok orang Kristen, aku direkrut oleh komisaris yang kebetulan mengenal aku sejak lama. Direktur dari perusahaanku itu juga seorang yang (mengaku) Kristen dan (merasa) seorang Kristen yang taat. Mengapa aku menambahkan (mengaku) pada kalimat-kalimat tersebut diatas?
Bulan November 2010, aku lupa di tanggal berapa, tiba-tiba boss memanggilku, dan berkata, kira-kira demikian : “Kamu saya gaji sebulan Rp.xxx (jumlah gajiku), tetapi kerjamu tidak segitu” dan dia berkata lagi, “Dulu saya menghimbau kamu untuk membeli BlackBerry tetapi sekarang BlackBerry adalah satu keharusan” . Direktur sialan itu menyuruh aku meminjam uang ke kantor untuk membeli BlackBerry, dan aku harus mencicil selama 6 bulan. Dan pilihan yang diberikan kepadaku adalah ambil pinjaman dari perusahaan atau resign. Sungguh pilihan yang tidak masuk akal. Aku nggak mau berhutang ke kantor, dan aku nggak mau dipaksa untuk berhutang.  Dia memberi aku waktu 1 hari untuk berpikir, tapi dalam hati keputusanku sudah ada, aku memilih resign daripada dipaksa berhutang.
Dan setelah semalam aku berpikir, keputusanku adalah aku akan minta dipecat saja dan tidak akan memberikan surat resign. Surat resign yang sudah aku buat aku sobek-sobek dan aku buang di tempat sampah. Dan akhirnya, besoknya aku menghadap dan berkata : “Bapak pecat saja saya” tapi lucunya aku disuruh stay 1 bulan lagi dan diminta juga untuk mencari pengganti (watta hell is it ??!!!). Dan dia pun mengatakan kepada seluruh karyawan di saat meeting bahwa aku BUKAN dipecat tapi mengundurkan diri. Sungguh aku merasa diperlakukan nggak adil. Perusahaan macam apa itu? Lebih tepatnya pemimpin macam apa itu? Sok religius, bahkan kadang kotbah di gereja, ikut dalam lembaga pelayanan, lembaga misi, ini dan itu, aktif di gereja, tapi bagiku kelakuan MINUS.
Satu sisi baik yang adalah, sebelum aku dipaksa berhenti, aku sudah mempunyai rencana untuk membuka bisnis sendiri, dan sudah membuat business plan nya. Aku bekerja keras untuk mewujudkan ini. Walaupun belum terwujud, tapi aku punya keyakinan bahwa ini akan terwujud. Hal yang aku butuhkan adalah modal untuk memulai bisnis ini. Aku dan partnerku memang hanya berbekal pengetahuan dan pengalaman. Kami samasekali tidak mempunyai modal. Tapi aku percaya, apabila aku berserah dan beriman, rencana ini akan terlaksana.
Hampir 1 bulan aku jobless, dan memang aku belum berhasil mendapatkan investor, dan kadang aku merasa putus asa dan kadang menangis. Tapi saat aku putus asa dan sedih, aku mulai membuka Alkitab dan membaca. Kitab yang aku baca adalah Mazmur, dan yang terus aku ingat adalah Mazmur 1 yaitu mengenai orang yang berbahagia karena kesukaannya adalah torat YAHWEH dan merengungkan torat-Nya siang dan malam. Dia akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran-aliran air, yang akan menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak akan layu daunnya, dan semua yang ia kerjakan akan menghasilkan. Itu menjadi suatu keyakinan bahwa apa yang aku lakukan akan berhasil.
Saat aku terus dan terus membaca Mazmur, aku menemukan bahwa YAHWEH akan menolong saat kita berseru pada-NYA dalam kesesakan. Entah berapa kali aku menemukan penghiburan itu. Berkali-kali aku menemukan bahwa YAHWEH akan segera menolong, YAHWEH mendengar seruan doaku, dan DIA mempedulikan aku.
Selain membaca Alkitab aku juga mendengarkan kotbah dari Pastor Joseph Prince, Pastor dari New Creation Church Singapore. Aku mendengarkan kotbahnya saat aku menyetir mobil. Aku mendapatkan MP3 files dari Pastor Joseph Prince dari kakakku yang di Singapore dan yang tinggal disana.
Suatu hari, aku mendengarkan kotbah dari Pastor Lian, juga dari New Creation Church dari MP3 file yang diberikan oleh kakakku, dan yang menguatkan aku adalah analogi dari pohon Bambu, dimana apabila kita menanam pohon bambu, tahun pertama kita menanam, tidak terjadi apa-apa, begitu pula, tahun kedua dan tahun ke tiga, di tahun keempat…masih tidak terjadi apa-apa, tapi di tahun kelima, dalam waktu 2 bulan, pohon bambu tersebut akan tumbuh setinggi 90 kaki.
Inti dari kotbah itu berkata, kadang perkataan Bapa seperti benih yang membutuhkan waktu untuk tumbuh, jadi tetaplah simpan dalam hati, dan biarkan benih itu tumbuh pada waktunya. Saat kita berdoa, mungkin tidak ada perubahan yang terjadi, tapi sesungguhnya sesuatu sedang terjadi, walaupun kita tidak melihatnya.
Saat ini, investor belum aku dapat, tapi aku harus percaya dan beriman, dan terus beriman karena Alkitab mengatakan demikian.
Jika anda membaca tulisan ini, dan jika anda berkenan, mohon dukungan doanya. Dan jika anda sedang mengalami hal yang kurang baik ataupun hal yang sangat buruk sekalipun. Bacalah Alkitab, karena Alkitab adalah panduan manual untuk hidup kita. Alkitab memberikan jawaban atas semua permasalahan kita.

Friday, January 30, 2009

Falling Forward

Satu lagu dari Sanddy Patty yang bener-bener jadi berkat buat aku, judulnya Falling Forward, ini salahsatu lagu yang aku sering putar di mobil kalau aku dalam perjalanan. Liriknya mengatakan, kadang ada satu momen dalam hidup kita yang kita merasa stag atau bahkan mengalami kemunduran, kadang kita melakukan kesalahan-kesalahan yang memalukan di hadapan Tuhan. Hal ini terjadi pada aku dimana aku sering hidup dalam jalanku sendiri. Hidup di kota metropolitan memang nggak mudah, salahsatunya faktor jarak gereja yang jauh dari tempat tinggal membuat aku lebih suka stay di rumah daripada berangkat untuk pelayanan. Jarak dari kantor ke rumah yang jauh juga membuat aku suka membuang waktu dengan teman-teman untuk bersenang-senang daripada langsung pulang ke rumah saat pulang kantor, dengan dalih nunggu macet atau tunggu jam 3in1 selesai. Sampai di rumah, badan cape dan ga ada waktu lagi untuk berdoa, bahkan pagi, saat harus bangun dan bersiap-siap untuk kerja, ga ada waktu untuk saat teduh. Inilah yang aku rasakan "It seems I'm moving backward or at least just standing still"
Tapi dalam perjalanan hidupku ini aku merasakan kebaikan Yesus yang begitu besar, berulang kali aku jatuh, berulang kali aku gagal, tapi Dia selalu mengingatkan dan terlebih itu selalu memberi pengampunan. Itulah sebabnya di postinganku yang pertama aku kutip juga dari Roma 8:38. Menurutku itu satu anugerah buat kita yang sudah diselamatkan dan menjadi milik Kristus, nggak ada yang bisa memisahkan kita dari kasihNya. "I have tears for my compromise, I know, but even more for the mercies You have shown...."

Tuesday, January 27, 2009

Beriman, susah atau gampang ?

Belakangan ini, ada satu topik yang sering didiskusikan oleh keluargaku, tepatnya sih kakakku yang kedua, mami, dan aku sendiri, karena liburan kemarin kami sempat kumpul keluarga, sayangnya kakakku yang pertama nggak bisa ikut. Di waktu masa liburan kemarin. Awalnya kami memahas mengenai masalah kesembuhan, dalam Yakobus 5:15 dikatakan dengan jelas "Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia..."
Terusterang, selama ini aku memang percaya tentang adanya mujizat kesembuhan, tapi aku mempunyai anggapan bahwa bila seseorang sakit, sembuh atau tidaknya itu tergantung dari Tuhan, apabila Tuhan emang berkehendak sembuh, maka ia akan disembuhkan, tetapi apabila Tuhan nggak berkehendak untuk sembuh, maka mau berdoa sampai bagaimanapun yah nggak akan pernah sembuh. Aku melihat bagaimana dari papiku sendiri, yang stroke, koma dan akhirnya meninggal, dan beberapa waktu yang lalu sebelum aku berdiskusi dengan keluarga, aku sempat ngobrol ama salahseorang kakak kelas, kami membicarakan tentang salahsatu teman kami yang sedang sakit dan sakitnya sangat parah. Kami mendengar bahwa di satu kota ada seseorang yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan, dan spontan aku bilang, gimana kalo temen kita itu kita bawa aja kesitu, kan cukup hanya menunjukkan foto, lalu dia menjawab, bagaimana kalau jawabannya tidak, teman kita nggak bisa disembuhkan, karena Tuhan nggak berkehendak dia sembuh ? kalau jawabannya tidak, dan kamu sudah tahu bahwa dia nggak bakalan sembuh, apakah kamu bisa nanggung beban ini, Nat ? dia tanya kepadaku. Waktu itu aku berpikir aku memang nggak akan sanggup kalau harus menanggung beban itu. Kemudian dia bercerita tentang 2 orang hamba Tuhan yang sama-sama menderita sakit, tetapi yang pertama bisa sembuh namun yang kedua akhirnya meninggal karena penyakitnya, dia berkata lagi, apakah Hamba Tuhan yang satu kurang beriman ? Mungkin dengan dia dipanggil Tuhan, ada rencana yang lebih indah yang sudah Tuhan siapkan.
Tapi saat aku bertemu dengan kakakku yang kedua di liburan kemarin, juga bertemu dengan mamiku aku mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebelumnya. Seperti di awal tulisanku tadi mengenai Yakobus 5:15, dan mengenai apa yang tertulis di Alkitab, bahwa semua orang yang sakit yang datang pada Yesus, semuanya disembuhkan, tidak ada yang tidak. Ada satu keraguan juga, mungkinkah nggak semuanya ditulis? mungkinkah ada juga yang sakit tapi nggak disembuhkan yang tidak ditulis di Alkitab? dan aku berpikir lagi, kalau ada, pasti paling tidak ada satu saja yang ditulis, dan saat ini aku mempercayai bahwa semua yang datang pada Yesus, semuanya disembuhkan, dan mengapa mereka bisa sembuh? nggak lain karena Iman, semua kesembuhan selalu dikaitkan dengan Iman.
Mat 9:2 Orang lumpuh disembuhkan, Yesus melihat iman mereka
Mat 9:22 ..."Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
Mat 9:29 ...Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."
Mat 15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya
sembuh.
Kis 3:16 Dalam ayat ini Petrus menyatakan bahwa orang lumpuh disembuhkan karena imannya.
Berbicara masalah kesembuhan, contohnya sebetulnya sangat banyak di Alkitab, tetapi OMG, susah untuk percaya hal yang sesungguhnya sangat simple ini. Dan semakin aku merenungkan, semakin aku sadar, hal yang sesimple ini sangatlah sulit untuk aku percaya, terusterang, bersikap "Lihat kehendak Tuhan, kalau Tuhan berkenan pasti sembuh, tapi kalau Tuhan nggak berkenan yah berarti itu yang terbaik" itu jauh lebih mudah daripada meyakini "Tuhan pasti sembuhkan" dan sikap "terserah apa kata Tuhan" seolah-olah menjadi sikap yang lebih rohani.
Aku berpikir lagi, sesungguhnya dimana imanku ? saat semua seolah-olah nggak ada harapan, apakah aku lebih memilih "berpikir realistis" atau benar-benar beriman? sepertinya dari semua kasus yang pernah aku hadapi, aku lebih memilih berpikir realistis daripada percaya pada hal-hal yang sepertinya bersifat supranatural. Mungkin karena aku takut kalau yang terjadi nggak seperti yang aku harapkan ? tapi bukankah kalau aku sendiri takut bahwa yang terjadi nggak seperti yang aku harapkan itu namanya aku nggak percaya atau nggak beriman ?
Aku juga sempat bertanya mengenai yang dimaksud dengan 'duri dalam daging' oleh Rasul Paulus, karena beberapa penafsiran mengatakan bahwa itu adalah sakit fisik yang dialami oleh Rasul Paulus. Kakakku mengatakan bahwa 'duri dalam daging' adalah iblis yangmemberikan kesukaran, penganiayaan dan kesesakan kepada Paulus. Dan memang pengikut Kristus akan mengalami penganiayaan dan penderitaan. Iblis akan terus berusaha menyerang anak-anak Tuhan.
Well, dengan malu aku mengakui, bahwa selama ini aku masih jauh dari yang namanya beriman, tapi biarlah apa yang aku dapatkan boleh membawa aku semakin beriman dalam Kristus. Terima kasih, Semoga bermanfaat.

Monday, January 19, 2009

Ramalan...ramalan...ramalan

Beberapa waktu yang lalu aku sepulang kerja ada temen ngajakin jalan, n akhirnya kita jalan bertiga.Seperti layaknya temen kita makan ngobrol and becanda, sampai satu saat, kedua temenku ini bilang bahwa mereka punya kemampuan untuk "melihat orang" dalam arti mereka bisa meramal ato memprediksikan masa depan sesorang. Saat itu aku nggak ada keinginan untuk tahu mengenai masa depanku, tapi tanpa diminta mereka mengatakan sesuatu tentang masa depanku dan bagiku itu sesuatu yang nggak baik, meskipun nggak buruk juga.
Sepulang dari jalan-jalan itu aku merasa menyesal, kenapa musti pergi dan ngedengerin hal yang seperti itu. Perkataan mereka mau nggak mau ada di pikiranku selama beberapa hari, meskipun aku tahu My God is Bigger than everything, and He can do anything. Aku sendiri ingat, dulu aku pernah ngobrol ama nyokap dan waktu itu nyokap bilang, kok bisa yah si peramal x itu bilang sesuatu dan emang terjadi beneran. Waktu itu aku nanggapin, kita kan nggak tau, dia bilang terus itu terjadi atau memang di masa depan bakal terjadi hal yang dia katakan, kan bisa aja hal itu terjadi karena dia bilang. Memang nggak salah kalo orang bilang teori itu lebih gampang ketimbang prakteknya. Saat aku ngalamin sendiri dan berusaha menjauhkan kegelisahan-kegelisahan di dalam hati itu bener-bener nggak gampang.
Dalam minggu itu meskipun aku berusaha nglupain apa yang sudah pernah diucapkan sama aku tapi kadang-kadang hal itu teringat lagi. Di hari Jumat dalam minggu itu kebetulan aku ada tugas pimpin pujian di Komsel Jakarta Barat di rumah Pak Eddy Sucipto. Aku datang ke komsel dan saat sessi sharring aku ceritain semuanya ke teman-teman komsel, dan mereka memberi masukan yang menguatkan aku. Pak Eddy juga cerita kalau dia pernah mengalami hal yang sama, dia pernah diramal tentang sesuatu, dan dia sudah buktikan bahwa ramalan itu samasekali salah, dan dalam seminggu kedepan semua anggota komsel berkomitmen ngedoain aku. Setelah komsel itu aku bener-bener merasa dikuatkan, n believe or not, di hari-hari berikutnya aku bener-bener merasa mereka dukung aku dalam doa, dan meskipun aku inget ramalan dari temenku, aku nggak lagi merasa gelisah, coz I know my future is totally in God's hand, bukan karena kata-kata ato ramalan orang biasa. 
Prana sempat telp aku dan nanyain kondisiku, and aku jawab aku bener-bener berterimakasih kepada temen-temen komsel yang sudah ngedoain aku n menguatkan aku.
Suatu hari aku lagi sendirian di mobil n lagi nyetir, aku ambil CD yang aku beli beberapa waktu yang lalu, yang belon pernah aku putar. CD itu aku beli bahkan sebelum aku "diramal" dan waktu aku dengerin, aku tersentuh ama satu lagu yang liriknya : Just give me Jesus and I'll be alright, with Him I can make it walking beside, I know my tommorows are safe in His hands, Just give me Jesus and now I can stand. Well, memang kata-kata yang sudah kita dengar itu susah untuk kita lupakan bahkan mungkin nggak bisa kita lupakan kecuali kita amnesia, tapi yang berbeda sekarang adalah responku terhadap kata-kata itu, aku nggak lagi kuatir ato peduli, coz I know who helds tommorows.

Sunday, January 18, 2009

My Silent Hours

Journey as Christian inspired me to write this blog. Honestly my spiritual condition and my personal relationship with God not always on top. Sometimes many things are shaking my faith and I try to run from my God because of disappointment. But one thing that I realized that Jesus Never Leaves me alone. He always watching me and taking care of me.
"For I am convinced that neither death nor life, neither angels nor demons, neither the present nor the future nor any powers, neither height nor depth, nor anything else in all creation will be able to separate us from the love of God that is in Christ Jesus our Lord"
Well, this blog will contain my faith and spiritual experiences, I hope it would inspiring you also, but maybe it combine between Indonesian and English :) Thank you very much.

Natalie