Sudah lama aku nggak sharring di blog ini, blog ini merupakan kisah Journey of my Faith yang memang harus diakui kadang naik dan kadang turun, kadang diatas dan kadang sedih dan putus asa.
Di awal tahun 2010, aku bekerja di sebuah Lembaga Pendidikan. Lembaga pendidikan tersebut (yang nggak perlu aku sebut namanya) dimiliki oleh sekelompok orang Kristen, aku direkrut oleh komisaris yang kebetulan mengenal aku sejak lama. Direktur dari perusahaanku itu juga seorang yang (mengaku) Kristen dan (merasa) seorang Kristen yang taat. Mengapa aku menambahkan (mengaku) pada kalimat-kalimat tersebut diatas?
Bulan November 2010, aku lupa di tanggal berapa, tiba-tiba boss memanggilku, dan berkata, kira-kira demikian : “Kamu saya gaji sebulan Rp.xxx (jumlah gajiku), tetapi kerjamu tidak segitu” dan dia berkata lagi, “Dulu saya menghimbau kamu untuk membeli BlackBerry tetapi sekarang BlackBerry adalah satu keharusan” . Direktur sialan itu menyuruh aku meminjam uang ke kantor untuk membeli BlackBerry, dan aku harus mencicil selama 6 bulan. Dan pilihan yang diberikan kepadaku adalah ambil pinjaman dari perusahaan atau resign. Sungguh pilihan yang tidak masuk akal. Aku nggak mau berhutang ke kantor, dan aku nggak mau dipaksa untuk berhutang. Dia memberi aku waktu 1 hari untuk berpikir, tapi dalam hati keputusanku sudah ada, aku memilih resign daripada dipaksa berhutang.
Dan setelah semalam aku berpikir, keputusanku adalah aku akan minta dipecat saja dan tidak akan memberikan surat resign. Surat resign yang sudah aku buat aku sobek-sobek dan aku buang di tempat sampah. Dan akhirnya, besoknya aku menghadap dan berkata : “Bapak pecat saja saya” tapi lucunya aku disuruh stay 1 bulan lagi dan diminta juga untuk mencari pengganti (watta hell is it ??!!!). Dan dia pun mengatakan kepada seluruh karyawan di saat meeting bahwa aku BUKAN dipecat tapi mengundurkan diri. Sungguh aku merasa diperlakukan nggak adil. Perusahaan macam apa itu? Lebih tepatnya pemimpin macam apa itu? Sok religius, bahkan kadang kotbah di gereja, ikut dalam lembaga pelayanan, lembaga misi, ini dan itu, aktif di gereja, tapi bagiku kelakuan MINUS.
Satu sisi baik yang adalah, sebelum aku dipaksa berhenti, aku sudah mempunyai rencana untuk membuka bisnis sendiri, dan sudah membuat business plan nya. Aku bekerja keras untuk mewujudkan ini. Walaupun belum terwujud, tapi aku punya keyakinan bahwa ini akan terwujud. Hal yang aku butuhkan adalah modal untuk memulai bisnis ini. Aku dan partnerku memang hanya berbekal pengetahuan dan pengalaman. Kami samasekali tidak mempunyai modal. Tapi aku percaya, apabila aku berserah dan beriman, rencana ini akan terlaksana.
Hampir 1 bulan aku jobless, dan memang aku belum berhasil mendapatkan investor, dan kadang aku merasa putus asa dan kadang menangis. Tapi saat aku putus asa dan sedih, aku mulai membuka Alkitab dan membaca. Kitab yang aku baca adalah Mazmur, dan yang terus aku ingat adalah Mazmur 1 yaitu mengenai orang yang berbahagia karena kesukaannya adalah torat YAHWEH dan merengungkan torat-Nya siang dan malam. Dia akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran-aliran air, yang akan menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak akan layu daunnya, dan semua yang ia kerjakan akan menghasilkan. Itu menjadi suatu keyakinan bahwa apa yang aku lakukan akan berhasil.
Saat aku terus dan terus membaca Mazmur, aku menemukan bahwa YAHWEH akan menolong saat kita berseru pada-NYA dalam kesesakan. Entah berapa kali aku menemukan penghiburan itu. Berkali-kali aku menemukan bahwa YAHWEH akan segera menolong, YAHWEH mendengar seruan doaku, dan DIA mempedulikan aku.
Selain membaca Alkitab aku juga mendengarkan kotbah dari Pastor Joseph Prince, Pastor dari New Creation Church Singapore. Aku mendengarkan kotbahnya saat aku menyetir mobil. Aku mendapatkan MP3 files dari Pastor Joseph Prince dari kakakku yang di Singapore dan yang tinggal disana.
Suatu hari, aku mendengarkan kotbah dari Pastor Lian, juga dari New Creation Church dari MP3 file yang diberikan oleh kakakku, dan yang menguatkan aku adalah analogi dari pohon Bambu, dimana apabila kita menanam pohon bambu, tahun pertama kita menanam, tidak terjadi apa-apa, begitu pula, tahun kedua dan tahun ke tiga, di tahun keempat…masih tidak terjadi apa-apa, tapi di tahun kelima, dalam waktu 2 bulan, pohon bambu tersebut akan tumbuh setinggi 90 kaki.
Inti dari kotbah itu berkata, kadang perkataan Bapa seperti benih yang membutuhkan waktu untuk tumbuh, jadi tetaplah simpan dalam hati, dan biarkan benih itu tumbuh pada waktunya. Saat kita berdoa, mungkin tidak ada perubahan yang terjadi, tapi sesungguhnya sesuatu sedang terjadi, walaupun kita tidak melihatnya.
Saat ini, investor belum aku dapat, tapi aku harus percaya dan beriman, dan terus beriman karena Alkitab mengatakan demikian.
Jika anda membaca tulisan ini, dan jika anda berkenan, mohon dukungan doanya. Dan jika anda sedang mengalami hal yang kurang baik ataupun hal yang sangat buruk sekalipun. Bacalah Alkitab, karena Alkitab adalah panduan manual untuk hidup kita. Alkitab memberikan jawaban atas semua permasalahan kita.